Senja Mustika
Rp 40,000
Judul : Senja Mustika
Kategori : Novel
Penulis : Lavira Hadi Cahya
Ukuran : 13 x 19 cm
Halaman : 130
Penerbit : Goresan Pena Publishing
ISBN : 978-927-2566-27-3
Tahun Terbit : 2012
Sinopsis:
Biarkan bayangmu
Selalu temaniku
Hingga semua ini tinggal kenangan kisah lalu
yang tersimpan di hatiku
Terpisah jarak tidak masalah bagi cinta sejati. Karena yang sejati tidak akan pernah ragu dalam menjalani kesetiaannya. Namun apakah seseorang yang jauh di sana dapat dipercaya? Dan apakah harga sebuah ketulusan itu harus dibayar lunas dengan rasa sakit?
Di tengah ketidakpastian, apakah cinta itu masih terjaga? walaupun tak ada ikatan di antara mereka, sedangkan mereka pernah terpisah tujuh tahun lamanya, lalu apakah penantian harus ada batasnya? Apakah kesetiaan itu harus dipertahankan, walau ketidakpasatian datang di hari-hari yang sepi? Mungkin cinta pertama akan menjawabnya, namun harus berapa lama hati ini harus menunggu?
Kala sendu itu datang membyangkan, bolehkah aku merindumu? Merindu akan hadirmu secara nyata di hadapanku. Bolehkah aku berharap sepercik air dari telaga cintamu, dari hatimu yang terdalam?
Kategori : Novel
Penulis : Lavira Hadi Cahya
Ukuran : 13 x 19 cm
Halaman : 130
Penerbit : Goresan Pena Publishing
ISBN : 978-927-2566-27-3
Tahun Terbit : 2012
Sinopsis:
Biarkan bayangmu
Selalu temaniku
Hingga semua ini tinggal kenangan kisah lalu
yang tersimpan di hatiku
Terpisah jarak tidak masalah bagi cinta sejati. Karena yang sejati tidak akan pernah ragu dalam menjalani kesetiaannya. Namun apakah seseorang yang jauh di sana dapat dipercaya? Dan apakah harga sebuah ketulusan itu harus dibayar lunas dengan rasa sakit?
Di tengah ketidakpastian, apakah cinta itu masih terjaga? walaupun tak ada ikatan di antara mereka, sedangkan mereka pernah terpisah tujuh tahun lamanya, lalu apakah penantian harus ada batasnya? Apakah kesetiaan itu harus dipertahankan, walau ketidakpasatian datang di hari-hari yang sepi? Mungkin cinta pertama akan menjawabnya, namun harus berapa lama hati ini harus menunggu?
Kala sendu itu datang membyangkan, bolehkah aku merindumu? Merindu akan hadirmu secara nyata di hadapanku. Bolehkah aku berharap sepercik air dari telaga cintamu, dari hatimu yang terdalam?
Posting Komentar